
Dosen
Pembimbing : Patricia Robin, S.I.Kom, M.si.
Disusun
Oleh :
Defin
S 14110204
Struktur tulisan Feature
berbeda sekali dari tulisan berita. Jika berita ringan ditulis seperti piramida
terbalik yang hanya terdiri dan lead, tubuh, dan penutup saja. Feature disusun
seperti kerucut terbalik yang terdiri atas lead, jembatan di antara lead dan
tubuh, tubuh tulisan dan penutup. Bagian atas berupa lead dan jembatan yang
sama pentingnya, bagian tengah berupa tubuh tulisan yang makin ke bawah makin
kurang kepentingannya. Bagian bawah berupa alinea penutup yang bulat, seperti
terlihat dalam gambar di bawah struktur Feature pengetahuan.

Lead Feature berisi hal yang paling penting untuk mengarahkan
perhatian pembaca pada suatu hal yang akan dijadikan sudah pandang dimulainya
penulisan. Jembatan bertugas sebagai perantara antara lead dan tubuh, yang
dengan lead masih terkait tetapi ke tubuh tulisan sudah mulai masuk. Ia
semata-mata melukiskan identitas dan situasi dan hal yang akan dituturkan
nanti. Tubuh Feature berisi situasi dan proses, disertai penjelasan mendalam
tentang mengapa dan bagaimananya. Pada human interest Struktur Feature situasi
yang dituturkan disertai pendapat atau pandangan yang subjektif dari penulis
mengenai situasi yang cliutarakan. Akan tetapi, dalam penulisan Feature ilmiah
situasi dan proses yang dituturkan tidak disertai pendapat subjekfif, melainkan
tetap dipertahankan keobjektifan pandangannya. Penutup Feature berupa alinea
berisi pesan yang mengesankan.
Lead
Kita tahu bahwa berita umumnya ditulis dengan
teknik piramida terbalik dan harus memenuhi unsur 5 W + 1 H (what, who, why,
when, where: apa, siapa, mengapa, kapan, di mana, bagaimana). Untuk penerbitan
berupa koran, susunan piramida terbalik ini penting karena jika terjadi
pemotongan karena tak ada tempat, pemotongan langsung dilakukan dari bagian
belakang. Ini berarti lead berita itu pastilah yang terpenting dari isi berita
itu sendiri. Ini harus memikat, tanpa itu berita tak menarik perhatian.
Feature hampir sama dalam masalah lead,
artinya harus memikat. Tetapi feature tidak tunduk pada ketentuan piramida
terbalik. Feature ditulis dengan teknik lead, tubuh dan ending (penutup).
Penutup sebuah feature hampir sama pentingnya dengan lead. Mungkin di sana ada
kesimpulan atau ada celetukan yang menggoda, atau ada sindiran dan sebagainya.
Karena itu kalau memotong tulisan feature, tak bisa main gampang mengambil
paling akhir.Semua bagaian dalam fetaure itu penting. Namun yang terpenting
memang lead, karena di sanalah pembuka jalan. Gagal dalam menuliskan lead
pembaca bisa tidak meneruskan membaca. Gagal berarti kehilangan daya pikat. Di
sini penulis feature harus pandai betul menggunakan kalimatnya. Bahasa harus
rapi dan terjaga bagus dan cara memancing itu haruslah jitu.Tak ada teori yang
baku bagaimana menulis lead sebuah feature. Semuanya berdasarkan pengalaman dan
juga perkembangan. Namun, sebagai garis besar beberapa contoh lead di sini:
-
Lead Ringkasan
Lead ini hampir sama saja dengan berita
biasa, yang ditulis adalah inti ceritanya. Banyak penulis feature menulis lead
gaya ini karena gampang. Misal:Walaupun dengan tangan buntung, Pak Saleh sama
sekali tak merasa rendah diri bekerja sebagai tukang parkir di depan kampus
itu. Dan seterusnya.... Pembaca sudah bisa menebak, yang mau ditulis adalah
tukang parkir bernama Pak Saleh yang cacat. Yang berminat bisa meneruskan
membaca, yang tak berminat -- apalagi sebelumnya tak ada berita tentang Pak
Saleh itu -- bisa melewatkan begitu saja.
-
Lead Bercerita
Lead ini menciptakan suatu suasana dan
membenamkan pembaca seperti ikut jadi tokohnya. Misal:Anggota Reserse itu
melihat dengan tajam ke arah senjata lelaki di depannya. Secepat kilat ia
meloncat ke samping dan mendepak senjata lawannya sambil menembakkan pistolnya.
Dor... Preman itu tergeletak sementara banyak orang tercengang ketakutan
menyaksi kan adegan yang sekejap itu .....Pembaca masih bertanya apa yang
terjadi. Padahal feature itu bercerita tentang operasi pembersihan
preman-preman yang selama ini mengacau lingkungan pemukiman itu.
-
Lead Deskriptif
Lead ini menceritakan gambaran dalam pembaca
tentang suatu tokoh atau suatu kejadian. Biasanya disenangi oleh penulis yang
hendak menulis profil seseorang. Misal: Bau amis darah masih membekas disetiap sudut bangunan yang kini tinggal
puing-puing, sementara asap masih mengepul dari bongkahan kayu dan bata,
runtuhan gedung ghotel yang habis dilalap si jago api tadi malam.
-
Lead Pertanyaan
Lead ini menantang rasa ingin tahu pembaca,
asal dipergunakan dengan tepat dan pertanyaannya wajar saja. Lead begini
sebaiknya satu alinea dan satu kalimat, dan kalimat berikutnya sudah alinea
baru. Misal:Untuk apa mahasiswa dilatih jurnalistik? Memang ada yang sinis
dengan Pekan Jurnalistik Mahasiswa yang diadakan ini. Soalnya, penerbitan pers
di kampus ini tak bisa lagi mengikuti kaidah-kaidah jurnalistik karena terlalu
banyaknya batasan-batasan dan larangan .... dst....Pembaca kemudian disuguhi
feature soal bagaimana kehidupan pers kampus di sebuah perguruan tinggi.
Badan
Berita
Setelah menentukan LEAD, kita perlu
menginventarisasi jenis-jenis keterangan yang telah dikumpulkan di lapangan,
yaitu JALAN CERITA dari PERISTIWA yang hendak kita laporkan. Hasil
inventarisasi inilah yang perlu dibongkar pasang sampai terasa pas dengan JALAN
CERITA yang ditemukan. Itulah pula yang jadi subjudul dari berita. Setelah
merumuskan LEAD, mulailah kita menata BADAN BERITA. Satu hal yang perlu diingat
ialah tempatkanlah hasil inventarisasi yang kurang penting di bagian belakang
berita. Semakin kurang penting unsur inventarisasi, semakin ke belakang
tempatnya dalam berita. Inilah yang dikenal dengan cara PIRAMIDA TERBALIK.
Yang perlu diperhatikan adalah fokus cerita
jangan sampai menyimpang. Buatlah kronologis, berurutan dengan kalimat
sederhana dan pendek-pendek. Deskripsi, baik untuk suasana maupun orang
(profil) mutlak untuk pemanis sebuah feature. Kalau dalam berita, cukup begini:
Pak Saleh mendapat penghargaan sebagai tukang parkir teladan. Paling hanya
dijelaskan sedikit soal Pak Saleh. Akan tetapi, dalam feature, kita dituntut
lebih banyak. Profil lengkap Pak Saleh diperlukan agar orang bisa membayangkan.
Namun, tak bisa dijejal begini: Pak Saleh, tukang parkir di depan kampus itu,
yang tangan kanannya buntung, umurnya 50 tahun, anaknya 9, rumahnya di Depok,
dapat penghargaan. Data harus dipecah-pecah. Alenia pertama cukup ditulis: Pak
saleh, 50 tahun, dapat penghargaan. Lalu, jelaskan dari siapa penghargaan itu
dan apa sebabnya. Pak Saleh yang tangannya buntung itu merasa cukup haru,
ketika Bupati .... Di bagian lain disebut: "Saya tidak mengharapkan,"
kata lelaki dengan 9 anak yang tinggal di Depok ini. Dan, seterusnya.
Anekdot perlu untuk sebuah feature, tetapi
jangan mengada-ada dan dibuat-buat. Dan, kutipan ucapan juga penting agar
pembaca tidak jenuh dengan suatu reportase. Detail penting, tetapi harus tahu
kapan terinci betul dan kapan tidak. Preman itu tertembak dalam jarak 5 meter
lebih 35 centi 6 milimeter ..., apa pentingnya itu? Sebut saja sekitar 5 meter.
Akan tetapi, gol kemenangan Persebaya dicetak pada menit ke-43, ini penting.
Tidak bisa disebut sekitar menit ke-45 karena menit 45 sudah setengah main.
Dalam olahraga sepak bola, menit ke-43 beda jauh dengan menit ke-30. Bahkan,
dalam atletik, waktu 10.51 detik banyak bedanya dengan 10.24 detik.
Penutup
Penulis memiliki perang penting. Penulis
mengunci tulisan dengan conclusion atau ending yang menimbulkan kesan mendalam
dan kuat dibenak pembaca, serta menumbuhkan hasrat pembaca untuk terus memakai
gagasan-gagasan yang diterimanya dari penulis.
Pada dasarnya, semua pengembangan ending
selalu merujuk keberbagai jenis penutup. Penulis tetap mengikuti aturan main
bahwa penutup harus disusun untuk membuat pembaca tahu bahwa mereka sudah sampai
diakhir tulisan. untuk membuat penutup menarik, penulis harus ingat bahwa
tulisannya tidak sama dengan gaya tulisan jurnalisme lama.
Jenis penutup yang dipilih harus membuat
pembaca terkesan akan pencitraan imaji tertentu. Penulis kerap sengaja mengubah
beberapa ketentuan jurnalistik lama. Unsur yang menyusun struktur feature
dibangun dengan kaidah sastra. Tak kalah pentingnya adalah faktor yang tidak
hanya berfungsi sebagai aksesorisyang dapat membuat tulisan menarik tetapi juga
memperlancar pengisahan,yaitu keterampilan membuat deskripsi (penggambaran
subjek tulisan) dan anekdot (penggalan cerita yang mengesankan dan berkaitan
dengan subjek cerita).
-Penutup Feature
Jika badan berita sudah selesai, tinggallah membuat penutupnya. Dalam
berita, tidak ada penutup. Untuk feature, setidak-tidaknya ada empat jenis
penutup.
-Penutup Ringkasan
Sifatnya merangkum kembali cerita-cerita yang lepas untuk mengacu
kembali ke intro awal atau lead.
-Penutup Klimaks
Ini penutup biasa karena cerita yang disusun tadi sudah kronologis.
Jadi, penyelesaiannya jelas. Di masa lalu, ada kegemaran menulis penutup yang
singkat dengan satu kata saja: Semoga. Sekarang, hal seperti ini menjadi
tertawaan. Ini sebuah bukti bahwa setiap masa ada kekhasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar